Pacaran beda agama sudah jadi makanan sehari-hari selama 6 tahun belakangan ini. Pahitnya gak usah dirasain, tapi manisnya pasti. Susah, gak susah-susah amat yang penting dinikmati aja dan ikhlas itu wajib. Perjuangan itu wajib,
hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
Begitu dentang salah satu lagu Dewa 19. Beda agama kenapa kamu harus jadi kendala? Nikmati saya randomers! Perjuanganmu harus diselesaikan apapun hasilnya. Problem adalah kalau makanan yang kamu makan beda.
Bukan masalah haram dan halal. tapi vegetarian dengan pemakan segala. Bayangkan pasanganmu seorang vegetarian tapi kalian mau pingin makan sate. Yah itu yang terjadi sama saya selama 6 tahun ini. Tapi disini saya makin menghargai yang namanya perbedaan.
Ini rasanya double kill, sudah beda agama ditambah lagi kalo Kiran itu vegetarian. Saya selalu mikirnya begini, makan apapun bisa kok, sate? Oke, makan lontong sama bumbu kacangnnya bisa, makan ayam geprek juga bisa, minimal nasi sama lalapan atau nasi sambal juga bisa. Mana susahnya? Hampir gak ada sama sekali lho randomers.
Gak juga sih. Justru paling males itu adalah pertanyaan, “mau makan apa?” Nah itu problem terbesar selama ini. Logikanya, apa yang Kiran makan pasti bisa saya makan, sedangkan yang saya makan, belum tentu dia bisa makan. Gitu kan? Setuju kan?
Beda itu lebih seru kan?
Komentar
Posting Komentar