Kopi.. kopi.. kopi..!
Gak tau kenapa ya minumam itu sihir banget buat saya. Dulu kopi jadi temen begadang tapi sekarang kopi jadi temen sarapan & nge-charge energi menjelang sore (yah jam 2-4 lah). 2009 itu moment penting dimana saya bisa berkenalan dengan kopi Arabica & Robusta, walopun jujur aja dulu bingung banget bedaiinnya dan belum seserius sekarang.
3 tahun terakhir saya memutuskan untuk menurunkan jangkar dan bergelut di bidang perkopian sebagai coffee brewers (beda sama barista). Bukan random lho ya! Ini Serius! Yang nyenggol awas kepala! Tapi bener kedai kupi yang saya & Hendy (partner bisnis saya) inisiasi dengan nama Kopi Yuk! terpaksa harus berubah karena kami telat mendaftarkan hak merk. Buat kalian pembaca random perlu diingat untuk mendaftarkan merek dagang atau minimal mengecek dulu apa nama pilihanmu sudah ada yang punya belum?
Singakatanya kedai kopi itu berubah nama Kedai Wak Bing. Ternyata begini ya bisnis, ibarat kamu main lego yang bongkar pasang strategi yang akan kamu pakai untuk ngadepin berbagai kemungkinan yang terjadi seperti masa pandemi ini. Seru? Ya seru sih, tapi kadang ya ngeri juga.
Punya usaha kopi dengan konsep ngobrol itu jadi banyak banget insight dari konsumen (yang kami sapa dengan Sobat Wak Bing) yang datang dan pergi (karena harus pulang). Saya selalu suka mendengarkan berbagai pengalaman Sobat Wak BIng yang bercerita atau bahakan kadang-kadang ada yang curhat juga.
“Ada gibah gak kak?”
Jelas ada lah! Tapi yasudah cukup saya aja yang tau gak tau kalo yang lain. Gibah juga salah satu keseruan yang hakiki buat masyarakat +62.
Yang bikin sedih dibisnis kopi ini adalah minuman yang tak kunjung habis. Karena kalo gak habis-habis, pesen laginya kapan? Haha..!
Sudah ngopi belum?
Komentar
Posting Komentar