![]() |
Instagram @hendiva87 |
Modifikasi mobil gak ada?
Gak usah lah ya, mobil jauh lebih mahal modifikasinya. Menurut opini pribadi yang tidak didasari data, di Jogja hampir semua warganya pasti punya sepeda motor. Tahun 2007 ketika menginjakan kaki pertama kali di Jogja saya masih merasakan transportasi umum berupa bus. Angkot sama sekali gak pernah lihat sejauh mata memandang kala itu. Walaupun teman-teman yang asli atau dari orok di Jogja bilang, “Dulu ada kok!”
Oke tapi saya belum pernah liat tuh. Jadi, gak perlu diperdebatkan ya.
Motor-motor yang berseliweran di jogja juga merubah image kota Jogja ya tadinya disebut Kota Sepeda, sekarang jadi punya imbuhan “motor” dibelakangnnya. Mulai dari motor ceper, motor bodong, motor bekas, motor bebek, motor matic, motor lanang (sebutan untuk motor bertangki di Jogja), moge, sampai motor classic menghiasi udara dengan polusi yang tidak separah Jakarta.
Yang lagi hitz di negara kita tercinta, Indonesia ini adalah modifikasi bergaya japstyle. Gampangnnya model motornya berbahan motor lanang yang dimodifikasi hampir classic. Bayangin sendiri ya kaya apa, atau google deh! Nah sebagai salah satu sampel, partner bisnis saya, Hendy juga ikut-ikutan memodifikasi motornya bergaya japstyle. Motor berbahan Honda GL yang dibeli dari kawan kampus kami disulap menjadi motor hampir classic yang kalau dilihat dari kejauhan (kira-kira 1km), “Gagah juga yak motornya!” Selebihnya tidak usah saya perpanjang biar orangnnya gak bangga-bangga amat.
Sekali saya bertanya, “Kenapa dimodif, Hen?”
Jujur saja saya lupa jawabannya apa? yang jelas beliau merasa keren dengan mengendarai motornya itu. Oke FIX! Keren sih tapi ketika saya coba mengendarainya kok tidak begitu nyaman.
“Nyaman itu di hati Bro!” Jawabnya.
Hatimu gomana randomers?
Komentar
Posting Komentar